Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Pengertian Halal Bihalal (Muhaalalah) Dan Penjelasannya

Bab Halal Bihalal (Muhaalalah) Pengertian dan Penjelasannya - Setelah melaksanakan ibadah puasa sebulan penuh di bulan ramadhan diakhiri dengan shalat Idul Fitri, karena bulan ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, penuh ampunan maka umat Islam diseluruh dunia merayakan kemenangannya yaitu kembali kepada fitrah atau kesucian sebagaimana bayi yang baru dilahirkan dari rahim ibunya. Pada dasarnya fitrah adalah sifat asli manusia yang telah dianugerahkan Allah SWT kepada setiap manusia yang dilahirkan kedunia.

Namun sangat disayangkan sekali, dengan berbagai pengaruh dari segala arah baik itu pengaruh lingkungan, orang tua, teman yang masuk kepada manusia, maka fitrah tersebut sedikit-demi sedikit terkontaminasi dengan hal-hal yang negatif atau dosa. Dosa jika terus dilakukan walaupun sedikit maka akan terus membesar dan membesar.

Pengertian Halal Bihalal (Muhaalalah) Berikut Penjelasannya

Momentum idul fitri ternyata waktu paling tepat dan paling mengagumkan untuk saling memaafkan dari segala dosa, sehingga jati diri manusia ketika kembali kepada fitrah akan begitu terasa.

Di Indonesia saling memaafkan pasca Idul Fitri sudah menjadi tradisi yang begitu melekat yang saya rasa sangat bagus sekali. Istilah saling memaafkan ini disebut dengan Halal Bihalal.

Pengertian Halal Bihalal / Muhaalalah

Jika dilihat menurut bahasa, halal bihalal merupakan kata majemuk yang terdiri dari dua kata yaitu halal dan bihalal artinya sama-sama halal. Namun kata halal bihalal ini sama sekali tidak ditemukan dalam tata bahasa Arab. Dalam bahasa arab, kata halal bihalal sebenarnya diambil dari kata dasar, halla yahillu, muhaalalatan. Nah kata muhaalalah dengan makna lil isytirak ini yang pantas untuk mengartikan halal bihalal yang artinya saling memaafkan.

Penjelasan Tentang Halal Bihalal / Muhaalalah

Jadi muhaalalah ialah saling memaafkan antar sesama manusia dari segala dosa yang pernah dilakukannya.

Apa sebabnya setelah puasa ramadhan kita saling memaafkan?

Karena kita melaksanakan ibadah puasa, melaksanakan qiyamul lail atau (shalat tarawih, tahajud, witir), lalu kita meminta ampunan dosa kepada Allah SWT, maka segala bentuk ibadah tersebut baru sebatas hak kita dengan Allah SWT. Bagaimana hak dengan manusia?

Sebagaimana hadits Rasulullah SAW:

من صام رمضان ايما نا واحتسا با غفر له ما تقدم من ذنبه 

Dari Abi Hurairah ra. barangsiapa yang berpuasa dibulan ramadhan, disertai iman dan ikhlas karena Allah, maka diampuni dosa yang telah ia lakukan -- Muttafaqun Alaih

Hadits diatas menjelaskan keutamaan bulan ramadhan. Jika dilihat dari makna lafdziyah hadits, dosa yang diampuni ialah dosa kecil dan dosa besar. Tapi menurut jumhur ulama bahwa dosa yang diampuni oleh Allah SWT hanya dosa kecil, bahkan dosa kecilnya dosa yang hanya berhubungan dengan Allah SWT.

Nah, bagaimana dengan dosa besar?

Dosa besar jika ingin diampuni Allah SWT, maka harus ada taubat khusus.

Apa saja yang termasuk dosa besar?

Berikut ini hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim hadits yang diterima dari Abu Hurairah ra.

اجْتَنِبُوا السَّبْعَ الْمُوبِقَاتِ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللهِ، وَمَا هُنَّ؟ قَالَ: الشِّرْكُ بِاللهِ، وَالسِّحْرُ، وَقَتْلُ النَّفْسِ الَّتِي حَرَّمَ اللهُ إِلَّا بِالْحَقِّ، وَأَكْلُ الرِّبَا، وَأَكْلُ مَالِ الْيَتِيْمِ، وَالتَّوَلِّي يَوْمَ الزَّحْفِ، وَقَذْفُ الْمُحْصَنَاتِ الْمُؤْمِنَاتِ الْغَافِلَاتِ.

“Jauhilah oleh kalian tujuh macam dosa yang membinasakan.” Ada orang yang ber­tanya, “Wahai Rasulullah, apakah dosa-dosa yang mem­binasakan itu?” Beliau men­jawab, “Memper­seku­tukan Allah Ta’a­la, sihir, membunuh jiwa yang diharam­kan oleh Allah kecuali dengan alas­an yang hak, memakan (hasil) riba, memakan har­ta anak yatim, melarikan diri pada hari pertempuran, menuduh wanita-wanita ber­­iman yang me­melihara kehormatan me­lakukan perzina­an.” (Fathu Al-Bari: 5/462. Muslim: 1/92.)

Dari hadits diatas bahwa yang termasuk dosa besar ialah:

  1. Musyrik kepada Allah SWT
  2. Sihir
  3. Membunuh jiwa yang jelas diharamkan Allah SWT kecuali dengan alasan yang benar
  4. Memakan hasil riba
  5. Memakan harta anak yatim
  6. Melarikan diri dari medan pertempuran
  7. Menuduh zina wanita yang beriman

Maka dosa besar tersebut harus ada taubat yang khusus dengan taubat yang sebenar-benarnya. Nah untuk melakukan taubat khusus ada syaratnya, yaitu:

  1. Islam
  2. Ikhlas
  3. Mengakui dosanya
  4. Merasa penuh penyesalan
  5. Meninggalkan maksiat dan tidak mengulang kembali
  6. Waktu bertaubat sampai sebelum nafas di kerongkongan
  7. Setelah bertaubat harus terus istiqamah
Sampai kapan waktu bertaubat?

Tidak ada batasan dalam al Quran. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi, bahwa Allah SWT akan menerima taubat seorang hamba, sampai sebelum nafas dikerongkongan atau sebelum ajal tiba.


إِنَّ اللهَ يَقْبَلُ تَوْبَةَ الْعَبْدِ مَا لَمْ يُغَرْغِرْ. رَوَاهُ التِرْمِذِي

Selanjutnya dengan melaksanakan puasa dan ibadah taraweh di bulan ramadhan, maka diampuni dosa kecil yaitu dosa yang hanya berhubungan dengan Allah SWT.

Bagaimana dengan dosa antar sesama manusia atau dosa hak adam?

Maka dosa hak adam tidak bisa gugur atau terpenuhi dengan hanya pusa dan ibadah tarawih dan lainnya.

Hak adami itu seperti apa?

Seperti halnya dzalim kepada orang lain, mencuri barang orang lain, menghina, memindahkan batas tanah milik orang lain, menceritakan kejelekan orang lain, dan masih banyak contoh dosa yang berhubungan dengan hak adami.

Bagaimana caranya agar dosa hak adami di ampuni?

Tidak ada cara lain kecuali meminta dihalalkan kepada yang bersangkutan, atau siapa saja kepada orang yang pernah kita dzalimi. Jika yang didzalimi sudah menerima permintaan halal, maka dosa kita akan bebas dunia akhirat. (KH. Totoh Abdul Fatah Ghazali/Mama Totoh)

Kesimpulan

Dosa yang pernah kita lakukan pasti tidak akan lepas hubungannya dengan Allah SWT dan dosa sesama manusia. Agar dosa kita diampuni Allah maka lakukanlah taubat nasuha dengan syarat diatas. Seberapa besar apapun dosa kita walaupun sebesar buih lautan, maka yakin Allah SWT akan mengampuninya.

Dosa hak adam perlu penghalalan khusus kepada yang bersangkutan, agar tanggung jawab kita ringan nanti di akhirat.

Demikian Pengertian Halal Bihalal (Muhaalalah) Dan Penjelasannya, semoga bermanfaat dan menjadikan ilmu bagi kita, amiin.


Post a Comment for "Pengertian Halal Bihalal (Muhaalalah) Dan Penjelasannya"