Inilah Cara Ruku' Sesuai Sifat Shalat Nabi Muhammad SAW
Cara Ruku dan Bacaannya ketika Shalat Yang Diajarkan dan Dicontohkan Nabi Muhammad SAW - Setelah membahas bagimana posisi meletakan kedua tangan setelah takbiratul ihram, kali ini madinatuna akan menjelaskan cara ruku' dan bacaannya sesui sifat shalat yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Simak beberapa sumber dibawah ini sesuai hadits Nabi SAW yang berkaitan dengan ruku
Apa itu Ruku'?
Ruku' atau Rukuk (bahasa Arab: رُكوع) merujuk kepada gerakan membungkuk dan diikuti dengan membaca bacaan zikir di dalam salat. Rukuk merupakan rukun salat yang apabila ditinggalkan baik sengaja ataupun tidak ketika salat maka salatnya batal atau tidak sah. Jika lupa melakukan Ruku' di dalam Salat maka orang yang shalat diwajibkan menambah roka'at dan sujud sahwi ketika mengingatnya.
Beriku ini beberapa hadits yang menjelaskan bagaimana Tata Cara Ruku Sesuai Sifat Shalat Nabi SAW:
1. Meletakan Kedua Tangan Pada Lutut
Dalam hadits ‘Uqbah bin ‘Amr Al Anshori disebutkan,
“Ketika ruku, ia meletakkan kedua tangannya pada lututnya.” (HR. Abu Daud no. 863 dan An Nasai no. 1037. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Abu Humaid As Sa’idiy berkata mengenai cara shalat Rasulullah SAW, beliau berkata,
“Jika ruku’, beliau meletakkan dua tangannya di lututnya dan merenggangkan jari-jemarinya.” (HR. Abu Daud no. 731. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
2. Kepala dijadikan sejajar dengan punggung.
Abu Humaid As Sa’idiy berbicara mengenai cara ruku’ Rasulullah SAW:
“Ketika ruku’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membuat kepalanya terlalu menunduk dan tidak terlalu mengangkat kepalanya (hingga lebih dari punggung), yang beliau lakukan adalah pertengahan.” (HR. Ibnu Majah no. 1061 dan Abu Daud no. 730. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Dari Wabishoh bin Ma’bad, ia berkata,
“Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat. Ketika ruku’, punggungnya rata sampai-sampai jika air dituangkan di atas punggungnya, air itu akan tetap diam.“(HR. Ibnu Majah no. 872. diriwayatkan juga oleh Ath Thobroni dalam Al Kabir dan Ash Shoghir, begitu pula oleh ‘Abdullah bin Ahmad dalam Zawaid Al Musnad).
3. Bacaan Dalam Ruku
Nah apa yang dibaca ketika ruku, apakah bacaan yang selalu kita baca ada contoh dari Rasulullah SAW berikut ini penjelasannya, bahwa ketika ruku Rasulullah membaca “subhaana robbiyal ‘azhiim”, dibaca berulang kali.
“Subhaana robbiyal ‘azhiim (artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung).” (HR. Muslim no. 772).
Kenapa harus tiga kali? ini anjuran tiga kali disebutkan dalam hadits Ibnu Mas’ud ra:
“Jika salah seorang di antara kalian ruku’, maka ia mengucapkan ketika ruku’nya “Subhanaa robbiyal ‘azhim, dibaca sebanyak tiga kali.” (HR. Tirmidzi no. 261, Abu Daud no. 886 dan Ibnu Majah no. 890. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini adalah dho’if).
Menurut Syaikh Al Albani bahwa hadits dengan penyebutan membaca tiga kali seperti ini diriwayatkan oleh tujuh orang sahabat. Namun boleh-boleh saja membaca dzikir tersebut lebih dari tiga kali, misalkan sampai 12 kali.
Tentang Membaca “subhaana robbiyal ‘azhiimi wa bihamdih”?
Boleh membaca dengan “subhana robbiyal ‘azhimi wa bihamdih”. Sebagaiman dijelaskan dalam hadits ‘Uqbah bin ‘Amir mengenai bacaan Rasululah SAW saat ruku’:
“Subhanaa robbiyal ‘azhimi wa bi hamdih (artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung dan pujian untuk-Nya).” Ini dibaca tiga kali. (HR. Abu Daud no. 870. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih, begitu pula Syaikh Al Albani dalam Shifat Shalat Nabi, hal. 115. Kata Syaikh Al Albani hadits ini diriwayatkan pula oleh Ad Daruquthni, Ahmad, Ath Thobroni, dan Al Baihaqi).
4. Bacaan Lain Dalam Ruku dan Sujud
Apakah boleh membaca selain subhaana robiyal 'adziimi wabi hamdih dalam ruku ataupun sujud? boleh-boleh misalkan membaca “Subhanakallahumma robbanaa wa bihamdika, allahummaghfir-lii”.
Sebagaimana hadits yang diterima Dari ‘Aisyah, ia berkata,
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak membaca ketika ruku’ dan sujud bacaan, “Subhanakallahumma robbanaa wa bihamdika, allahummaghfir-lii. Beliau menerangkan maksud dari ayat Al Qur’an dengan bacaan tersebut.” (HR. Bukhari no. 817 dan Muslim no. 484).
Perlu digaris bawahi bahwa yang dimaksud dengan ayat Al Qur’an dalam hadits di atas diterangkan dalam hadits ‘Uqbah bin ‘Amir,
“Ketika turun ayat “fasabbih bismirobbikal ‘azhim”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Jadikan bacaan tersebut pada ruku’ kalian.” Lalu ketika turun ayat “sabbihisma robbikal a’laa”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam katakan, “Jadikanlah pada sujud kalian.” (HR. Abu Daud no. 869 dan Ibnu Majah no. 887. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Bacaan ruku’ dan sujud lainnya yang bisa dibaca:
“Subbuhun qudduus, robbul malaa-ikati war ruuh (artinya: Mahasuci, Maha Qudus, Rabbnya para malaikat dan ruh -yaitu Jibril-).” (HR. Muslim no. 487).
Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan diatas tentang cara ruku sesuai sifat yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW dapat disimpulkan bahwa ketika ruku, tangan harus diletakan di lutut mushalli, posisi kepala sejajar / rata dengan punggung. Jika menyimpan sesuatu pada punggung, maka tidak akan tumpah.
Lalu bacaan dalam ruku ada 3 yang dicontohkan Nabi SAW dan ynag ketiga tersebut bisa diamalkan.
Itulah Cara Ruku' dan Bacaannya Sesuai Sifat Shalat Nabi Muhammad SAW semoga kita selalu bisa mengikuti sunnahnya sesuai contoh dari Nabi Muhammad SAW. Jaga selalu shalat kita dan mudahan diteriam oleh Allah SWT. Semoga bermanfaat, amiin.
Apa itu Ruku'?
Ruku' atau Rukuk (bahasa Arab: رُكوع) merujuk kepada gerakan membungkuk dan diikuti dengan membaca bacaan zikir di dalam salat. Rukuk merupakan rukun salat yang apabila ditinggalkan baik sengaja ataupun tidak ketika salat maka salatnya batal atau tidak sah. Jika lupa melakukan Ruku' di dalam Salat maka orang yang shalat diwajibkan menambah roka'at dan sujud sahwi ketika mengingatnya.
Beriku ini beberapa hadits yang menjelaskan bagaimana Tata Cara Ruku Sesuai Sifat Shalat Nabi SAW:
1. Meletakan Kedua Tangan Pada Lutut
Dalam hadits ‘Uqbah bin ‘Amr Al Anshori disebutkan,
فَلَمَّا رَكَعَ وَضَعَ يَدَيْهِ عَلَى رُكْبَتَيْهِ
“Ketika ruku, ia meletakkan kedua tangannya pada lututnya.” (HR. Abu Daud no. 863 dan An Nasai no. 1037. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan).
Abu Humaid As Sa’idiy berkata mengenai cara shalat Rasulullah SAW, beliau berkata,
فَإِذَا رَكَعَ أَمْكَنَ كَفَّيْهِ مِنْ رُكْبَتَيْهِ وَفَرَّجَ بَيْنَ أَصَابِعِهِ
“Jika ruku’, beliau meletakkan dua tangannya di lututnya dan merenggangkan jari-jemarinya.” (HR. Abu Daud no. 731. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
2. Kepala dijadikan sejajar dengan punggung.
Abu Humaid As Sa’idiy berbicara mengenai cara ruku’ Rasulullah SAW:
لاَ يَصُبُّ رَأْسَهُ وَلاَ يُقْنِعُ مُعْتَدِلاً
“Ketika ruku’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak membuat kepalanya terlalu menunduk dan tidak terlalu mengangkat kepalanya (hingga lebih dari punggung), yang beliau lakukan adalah pertengahan.” (HR. Ibnu Majah no. 1061 dan Abu Daud no. 730. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Dari Wabishoh bin Ma’bad, ia berkata,
رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يُصَلِّى فَكَانَ إِذَا رَكَعَ سَوَّى ظَهْرَهُ حَتَّى لَوْ صُبَّ عَلَيْهِ الْمَاءُ لاَسْتَقَرَّ
“Aku pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat. Ketika ruku’, punggungnya rata sampai-sampai jika air dituangkan di atas punggungnya, air itu akan tetap diam.“(HR. Ibnu Majah no. 872. diriwayatkan juga oleh Ath Thobroni dalam Al Kabir dan Ash Shoghir, begitu pula oleh ‘Abdullah bin Ahmad dalam Zawaid Al Musnad).
3. Bacaan Dalam Ruku
Nah apa yang dibaca ketika ruku, apakah bacaan yang selalu kita baca ada contoh dari Rasulullah SAW berikut ini penjelasannya, bahwa ketika ruku Rasulullah membaca “subhaana robbiyal ‘azhiim”, dibaca berulang kali.
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ
“Subhaana robbiyal ‘azhiim (artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung).” (HR. Muslim no. 772).
Kenapa harus tiga kali? ini anjuran tiga kali disebutkan dalam hadits Ibnu Mas’ud ra:
إِذَا رَكَعَ أَحَدُكُمْ فَقَالَ فِى رُكُوعِهِ سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ
“Jika salah seorang di antara kalian ruku’, maka ia mengucapkan ketika ruku’nya “Subhanaa robbiyal ‘azhim, dibaca sebanyak tiga kali.” (HR. Tirmidzi no. 261, Abu Daud no. 886 dan Ibnu Majah no. 890. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini adalah dho’if).
Menurut Syaikh Al Albani bahwa hadits dengan penyebutan membaca tiga kali seperti ini diriwayatkan oleh tujuh orang sahabat. Namun boleh-boleh saja membaca dzikir tersebut lebih dari tiga kali, misalkan sampai 12 kali.
Tentang Membaca “subhaana robbiyal ‘azhiimi wa bihamdih”?
Boleh membaca dengan “subhana robbiyal ‘azhimi wa bihamdih”. Sebagaiman dijelaskan dalam hadits ‘Uqbah bin ‘Amir mengenai bacaan Rasululah SAW saat ruku’:
سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَظِيمِ وَبِحَمْدِهِ
“Subhanaa robbiyal ‘azhimi wa bi hamdih (artinya: Maha Suci Rabbku Yang Maha Agung dan pujian untuk-Nya).” Ini dibaca tiga kali. (HR. Abu Daud no. 870. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih, begitu pula Syaikh Al Albani dalam Shifat Shalat Nabi, hal. 115. Kata Syaikh Al Albani hadits ini diriwayatkan pula oleh Ad Daruquthni, Ahmad, Ath Thobroni, dan Al Baihaqi).
4. Bacaan Lain Dalam Ruku dan Sujud
Apakah boleh membaca selain subhaana robiyal 'adziimi wabi hamdih dalam ruku ataupun sujud? boleh-boleh misalkan membaca “Subhanakallahumma robbanaa wa bihamdika, allahummaghfir-lii”.
Sebagaimana hadits yang diterima Dari ‘Aisyah, ia berkata,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ فِى رُكُوعِهِ وَسُجُودِهِ « سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى » يَتَأَوَّلُ الْقُرْآنَ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperbanyak membaca ketika ruku’ dan sujud bacaan, “Subhanakallahumma robbanaa wa bihamdika, allahummaghfir-lii. Beliau menerangkan maksud dari ayat Al Qur’an dengan bacaan tersebut.” (HR. Bukhari no. 817 dan Muslim no. 484).
Perlu digaris bawahi bahwa yang dimaksud dengan ayat Al Qur’an dalam hadits di atas diterangkan dalam hadits ‘Uqbah bin ‘Amir,
لَمَّا نَزَلَتْ (فَسَبِّحْ بِاسْمِ رَبِّكَ الْعَظِيمِ) قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « اجْعَلُوهَا فِى رُكُوعِكُمْ ». فَلَمَّا نَزَلَتْ (سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الأَعْلَى) قَالَ « اجْعَلُوهَا فِى سُجُودِكُمْ »
“Ketika turun ayat “fasabbih bismirobbikal ‘azhim”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Jadikan bacaan tersebut pada ruku’ kalian.” Lalu ketika turun ayat “sabbihisma robbikal a’laa”, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam katakan, “Jadikanlah pada sujud kalian.” (HR. Abu Daud no. 869 dan Ibnu Majah no. 887. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih).
Bacaan ruku’ dan sujud lainnya yang bisa dibaca:
سُبُّوحٌ قُدُّوسٌ رَبُّ الْمَلاَئِكَةِ وَالرُّوحِ
“Subbuhun qudduus, robbul malaa-ikati war ruuh (artinya: Mahasuci, Maha Qudus, Rabbnya para malaikat dan ruh -yaitu Jibril-).” (HR. Muslim no. 487).
Kesimpulan
Dari beberapa penjelasan diatas tentang cara ruku sesuai sifat yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW dapat disimpulkan bahwa ketika ruku, tangan harus diletakan di lutut mushalli, posisi kepala sejajar / rata dengan punggung. Jika menyimpan sesuatu pada punggung, maka tidak akan tumpah.
Lalu bacaan dalam ruku ada 3 yang dicontohkan Nabi SAW dan ynag ketiga tersebut bisa diamalkan.
Itulah Cara Ruku' dan Bacaannya Sesuai Sifat Shalat Nabi Muhammad SAW semoga kita selalu bisa mengikuti sunnahnya sesuai contoh dari Nabi Muhammad SAW. Jaga selalu shalat kita dan mudahan diteriam oleh Allah SWT. Semoga bermanfaat, amiin.

Syekh Abdul Qodir JailaniNino Nurmadi, S.KomRahmat Allah SWTninonurmadi.comHanafi
ReplyDeleteninonurmadi.comninonurmadi.comninonurmadi.comninonurmadi.com